Laman

Mudika St. Michael
Semin, Yogyakarta, Indonesia
OMK Wilayah St Michael Semin, Paroki St Petrus & Paulus Kelor, Yogyakarta.
Lihat profil lengkapku

BEATIFIKASI YOHANES PAULUS II


Minggu, 1 Mei 2011, Hari Raya Kerahiman Ilahi, dihadapan sekitar 1 juta orang umat Katolik dan non-Kristiani, antara pukul 10.00-10.30 waktu Italia, Bapa Suci Benediktus XVI menyambut kerinduan dan permohonan dari Vikar General Tahta Suci untuk Keuskupan Roma dan seluruh umat dari Gereja Katolik untuk mengakui berdasarkan Otoritas Gereja Katolik dan memproklamasikan Venerabile Yohanes Paulus II sebagai BEATO (Yang Diberkati). Hari itu, Venerabile Yohanes Paulus II masuk ke dalam Persekutuan Orang Kudus dan Diberkati. Pesta Perayaannya ditetapkan oleh Gereja Katolik setiap tanggal 22 Oktober. 


Sesaat setelah Bapa Suci mengumumkan pengakuan Gereja atas kesucian paus dari Polandia itu, pada bagian atas tengah dari Basilika Santo Petrus dilepaskan kain putih yang sebelumnya menutupi foto besar Yohanes Paulus II yang diambil pada tahun 1995. Setelah itu, Suster Marie Simon Pierre yang menerima Rahmat Kesembuhan dari Allah berkat perantaraan Yohanes Paulus II dan Suster Tobiana membawa ke hadapan Paus Benediktus sebuah ampul yang berisikan darah Beato yang amat dikasihi umat itu. Bapa Suci menerimakan ampul suci itu dan menciumnya. 


Bapa Suci dalam Homilinya, mengingat penyebab utama dari masa kepausan Beato baru, yang diungkapkannya dengan penuh semangat dan gembira dalam Misa Kudusnya yang pertama di Lapangan Santo Petrus: "Jangan takut. Bukalah semua pintu bagi Kristus!". Paus juga mengatakan bahwa hari ini adalah hari pertama bulan Mei, yaitu bulan Maria; dan juga adalah peringatan Santo Yoseph pekerja. "Elemen-elemen ini memperkaya doa kita, membantu kita yang masih dalam peziarahan duniawi; sementara di Surga, sungguh berbeda, hari ini adalah pesta diantara para Malaikat dan Orang-orang Kudus! Namun demikian, hanya satu Allah, dan dia adalah Kristus Tuhan, yang bagaikan sebuah jembatan menghubungkan Langit dan bumi, dan kita saat ini merasa lebih dekat lagi, hampir terasa ikut serta di dalam Liturgi Abadi." 


Sri Paus juga mengingat pengalaman pribadinya bekerja selama 23 tahun bagi Beato Yohanes Paulus II, saat dia diangkat menjadi Kepala Kongregasi Bagi Doktrin Iman. "Pelayanan saya telah didukung oleh semangatnya yang dalam, oleh kekayaan intuisinya." Paus melanjutkan, "Pribadinya yang sangat sederhana, mengakar dalam persatuan dengan Kristus, membuatnya mampu melanjutkan dan memimpin Gereja dan memberikan kepada dunia sebuah pesan yang lebih tepat lagi terlebih pada saat kondisi fisiknya menurun. Demikian, dia telah merealisasikan dengan cara yang luar biasa panggilan dari semua Imam dan Uskup: menjadi satu semuanya dengan Yesus, yang setiap hari menerima dan memberikan di dalam Ekaristi." 


Paus Benediktus XVI kemudian menutup homili dengan berkata," Terberkatilah engkau, Paus Yohanes Paulus II tercinta, karena engkau telah percaya! Teruslah - kami mohon kepadamu - mendukung dari Surga, iman dari Umat Allah. Sering kali engkau memberkati kami di lapangan ini....Hari ini kami mohon kepadamu: Bapa Suci, berkatilah kami! Amen." 


Sementara itu, di pagi hari saat menunggu beatifikasi, peti Yohanes Paulus II telah di pindahkan dari Grotta Vatikan menuju bagian dalam Basilika dan ditempatkan di hadapan Altar pusat, yang dinamakan Altar "Pengakuan". Demikianlah, setelah upacara beatifikasi selesai, Paus dan para Kardinal menjadi yang pertama, lalu disusul para delegasi resmi, dan akhirnya barisan umat yang menyerupai ular, berbaris dan melakukan adorasi di hadapan peti. Saat adorasi selesai nanti, peti tersebut akan di bawa ke tempat semayamannya yang pasti yaitu di dalam kapel Santo Sebastianus, dekat dengan patung Pietà di Micheangelo. 


Menanggapi keinginan umat Allah agar Yohanes Paulus II dikanoniasi sebagai Santo (Orang Kudus), Kardinal Angelo Amato, kepala dari Kongregasi Penyebab Orang Kudus, meyakinkan bahwa dia sedang bekerja dengan "kecepatan" yang sama sehingga tahap akhir ini dapat terealisasi. Sudah banyak laporan-laporan mukjizat masuk ke Vatikan dari seluruh dunia, sehingga seharusnya tidak sulit untuk memberikan pengakuan atas mukjizat kedua yang terjadi berkat perantaraan Paus asal Polandia itu.

Oleh: Shirley Hadisandjaja Mandelli


adm/heribertussp

Ikhlas Itu Indah


Pagi itu hujan rintik-rintik membasahi bumi, udara berhembus terasa segar. Seorang pemuda telah selesai mengikuti misa di sebuah Gereja yang letaknya sangat terpencil. Pandangannya menyapu ke arah halaman Gereja, tidak jauh darinya ada seorang perempuan tua yang duduk ditengah lapangan menarik perhatiannya. Tiba-tiba sebuah tas kecil dari tempat nenek itu terbang tertiup angin kencang. Segera pemuda itu memperhatikan teriakan nenek itu minta tolong, ingin tasnya diambilkan.

Merasa terpanggil pemuda itu segera berlari mengejar tas kecil, terlihat tas itu telah melesat jauh, dia berlari dengan terengah-engah kelelahan. Berlarilah pemuda itu sekuat tenaga dan tas kecil itu berhasil juga dipegangnya. Nampak keringat bercucuran, dengan hati penuh kebahagiaan dia berlari kecil mengantarkan tas kecil. Terlintas didalam hatinya lelah yang dirasakan tentunya akan disambut dengan senyuman dan ucapan terima kasih sang nenek sudah cukup sebagai balasan atas kebaikan yang telah dilakukannya.

Namun diluar didugaannya, sang nenek segera merebut tas kecil itu dan membalikkan tubuhnya dengan wajah yang cemberut, sepintas seperti marah. Pemuda terkejut bukan main. Jangankan senyuman dan ucapan terima kasih, wajah ramahpun tidak terlihat. Pemuda itu kebingungan. ‘Apa dosaku ya?’ ucapnya lirih. Dia tak bisa bergerak, malu, kesal, kecewa tercampur aduk.
Berkali-kali pemuda itu terbengong, siang itu dirinya menemukan pelajaran yaitu makna ikhlas. Ya tentang keikhlasan. Keikhlasan berarti tidak pernah berharap apapun, bahkan balasan walaupun berupa senyuman dari yang kita perbuat. Lakukanlah segala perbuatan baik semata-mata karena Tuhan. Itulah yang disebut dengan ikhlas. Pagi itu dihalaman Gereja, pemuda itu mendapatkan pelajaran bahwa ikhlas itu indah......

adm/ariwidianto

Kacamata Hati



Mbah kirun berkata dalam sebuah perjumpaan singkat dengan kang parmin di warung hek-nya kang sudar” min...urip kui ora mesti, ojo dumeh lagi ketiban pulung njur sewiyah-wiyah karo wong cilik tur asor wal kere hore munggah bale”!. Dengan nada sopran dan sedikit muntab mbah kirun berteriak “ wong yen urung ngunduh wohing pakarti yo koyo wujudmu kui!”.
Lha dalah, beberapa orang terkejut seketika melihat orang yang dikenalnya begitu sabar seperti mbah kirun ,bisa emosi juga ternyata...hehe...okelah kata pepatah  “orang sabar ada batasnya”,itulah yang jadi argumennya mbah kirun dalam mempertahankan desertasinya di angkringan waktu itu. Lha yo wajar mbah kirun muntab,lha wong mbah kirun di unekke wong tuwo mambu lemah,wes siap mujur mlumah,we kok kemaki poolll.jiwa muda mbah kirun sontak meledak, untung saja kang parmin tidak di ajak duel, lha yen sido duel embuh dadi opo mbah kirun.

Singkat cerita saja ,mengenai profil kang parmin, yang mendadak jadi kaya raya sugih mbleguduk karena baru saja dapat harta gono-gini dari sang istri,yang notabene adalah mantan penyanyi ndangdut yang sudah kondang kaloka alias famous (saya pinjam lagi istilahnya kang slamet), parmin memiliki watak yang buruk,perangainya sombong,dan suka meremehkan orang lain,singkatnya tidak ada rasa rendah hati sedikitpun dalam kamus hidupnya. Lha yo maklum wong sekarang dia jadi sugih bondho donya sedesanya. Bertolak belakang dengan keadaannya 20 tahun yang lalu,sebelum jadi kaya raya seperti sekarang, parmin kecil tumbuh dari keluarga yang serba kekurangan,bapaknya yang tukang sol sepatu keliling harus berusaha memenuhi kebutuhan empat orang anaknya,sampai megap-megap di rewangi njungkel njempalik membanting tulang,bapaknya bekerja. Harapan bapaknya sungguh luar biasa,biarpun bapaknya tukang sol sepatu, tetapi anak-anaknya harus lebih tinggi derajatnya dari bapaknya. suatu hari ketika bapaknya pulang dari kantor sol sepatunya..hehehe...(PT.ADUNDAS), beliau berkata dengan suara yang hampir pedot “ le pokoke sesok yen kwe wes dadi uwong ,ojo lali karo sopo siro asalmu” ojo keblinger karo silaping ndonya” iki kabeh ora langgeng,mulo sing podho eling lan waspodo yo ngger”. Begitu kira-kira pesan ayah parmin waktu itu.

Barangkali waktu itu hanya omong kosong saja bagi parmin,nasehat seringkali tidak begitu penting, daripada menuruti nafsu dumeh lagi sugih, pengen umuk,pengen di hormati,merasa paling pintar,paling terhormat,pengen di segani,dan pengen di umbul-umbulke..koyo layangan..  
Poro kadang kinasih ing gusti,seringkali dalam kehidupan kita mengalami hal-hal semacam ini. Tak jarang kita menemui orang-orang unik seperti parmin di lingkungan kita. Terkadang mereka membatasi pergaulan,dengan alasan jaga image,karena dia adalah pengusaha sukses, bisnismen handal, mempunyai daya intelektual yang tinggi, mempunyai otoritas di lingkungan tempat tinggalnya, lulusan sarjana (kumlaut kata kang slamet),mereka takut harga diri mereka jatuh karena bergaul dengan orang lain yang derajatnya tidak sepadan dengan mereka. Orang yang membatasi berinteraksi dengan orang lain yang di anggapnya lebih rendah derajatnya adalah orang-orang yang congkak binti sombong,(lha wong selektip kok...yo cah...) Orang-orang seperti ini sepatutnya kita kasihani, dalam ajaran agama manapun saya yakin ada ajaran tepo sliro. Hormat menghormati antar sesama makhluk ciptaan Allah, karena pada hakikatnya kita adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam ajaran Katholik, saya di ajarkan bagaimana saya harus menanamkan rasa cinta kasih dalam kehidupan saya sehari-hari.saya di ajarkan bagaimana saya harus senantiasa memiliki rasa rendah hati terhadap siapapun, baik teman,maupun musuh sekalipun.
Orang yang tidak mengenal diri sendiri sangatlah susah untuk bersikap rendah hati. Bahkan tidak pernah mengenal apa yang namanya “rendah hati”. Yang ada dan dikenal hanyalah kesombongan, dan mengagungkan diri sendiri.
Berikut adalah beberapa tips supaya kita dapat belajar mengenal diri sendiri dan untuk selanjutnya dapat bersikap rendah hati: selamat mencoba Gratissss!!!
1.     Berbicaralah sedikit mungkin tentang diri sendiri
2.     Uruslah persoalan-persoalan pribadi
3.     Hindari rasa ingin tahu urusan orang lain
4.     Jangan campuri urusan orang lain
5.     Terimalah pertentangan dengan kegembiraan
6.     Jangan memusatkan perhatian pada kesalahan orang lain
7.     Terimalah hinaan dan caci maki
8.     Terimalah perasaan tak diperhatikan,dilupakan, dan dipandang rendah
9.     Mengalah terhadap kehendak orang lain
10.   Terimalah celaan walau anda tidak layak menerimanya
11.   Bersikap sopan dan peka,sekalipun seseorang memancing amarah anda
12.   Jangan mencoba agar dikagumi dan dicintai
13.   Bersikap mengalah dalam perbedaan pendapat walau anda benar
14.   Pilihlah selalu yang tersulit


“Mengenal diri sendiri membuat kita berlutut dengan rendah hati
Bunda Teresa

Sampai jumpa pada artikel berikutnya yaaaa.........  Tuhan sertamu......


adm/matheusandhy
Ketik kata atau ayat:
 
Alkitab   Bahan

ShoutMix chat widget
Powered By Blogger