Laman

Mudika St. Michael
Semin, Yogyakarta, Indonesia
OMK Wilayah St Michael Semin, Paroki St Petrus & Paulus Kelor, Yogyakarta.
Lihat profil lengkapku

KAMIS PUTIH, Teladan Yesus Sebagai Hamba

Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.
Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.
Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah.
Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,  kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?”  Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.”
Kata Petrus kepada-Nya: “Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya.” Jawab Yesus: “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.”   Kata Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!”  Kata Yesus kepadanya: “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua.”    Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: “Tidak semua kamu bersih.”
Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?  Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.  Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu;  sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
Injil Yohanes 13:1-15
====================

Pengantar
Kita tidak asing lagi apabila melihat seorang pembantu rumah tangga. Pembantu rumah tangga ini bekerja kepada tuan atau majikannya. Ia mulai bekerja dari pagi hingga sore hari. Biasanya ia melakukan pekerjaan, seperti memasak, mencuci, dan membersihkan rumah. Bahkan, ada juga orang yang mengasuh anak majikannya. Pada kenyataannya, kita kurang memperhatikan kiprah seorang pembantu rumah tangga. Kita cenderung untuk meremehkannya. Padahal, betapa repotnya kita ketika mereka mudik dan kita harus mengganti pekerjaan mereka. Bila kita renungkan, pekerjaan mereka kecil, tetapi memiliki dampak besar dalam kehidupan kita. Tanpa kehadiran seorang pembantu rumah tangga, rumah takkan tertata dengan baik.Yesus mengangkat peran pembantu untuk menunjukkan tanda kasih-Nya kepada kita. Kita harus belajar dari Yesus untuk menjadi hamba dan pelayan bagi sesama kita.

Yesus Membasuh Kaki Para Murid
Dalam Injil yang kita dengarkan hari ini, Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya. Mengapa Yesus melakukan perbuatan  itu? Bukankah hal itu adalah tindakan hamba kepada tuannya? Pembasuhan kaki adalah tanda kasih Yesus kepada murid-murid-Nya sampai kesudahannya.
Kapan pembasuhan kaki itu terjadi? Sebelum hari raya paskah, Yesus makan bersama murid-murid-Nya. Ia tahu, saat-Nya akan tiba, Dia akan beralih dari dunia ini dan akan kembali ke Bapa. Dia mengasihi murid-murid-Nya hingga sampai kesudahan-Nya. Karena itu, Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya sebagai sesuatu yang harus dilaksanakan agar mereka bisa mengambil bagian dalam Dia. Pembasuhan kaki adalah tindakan kasih Yesus yang mau menjadi hamba bagi murid-murid-Nya.Hanya dengan menerima kasih-Nya yang mau menjadi hamba itu, kita akan mengambil bagian dalam Dia, artinya dalam kemuliaan-Nya. Kasih pembasuhan kaki itu adalah jalan kepada Yesus dan kepada kemuliaan-Nya.
Pembasuhan kaki menunjukkan makna perjamuan terakhir atau perjamuan paskah pada Perayaan Kamis Putih hari ini. Mengapa? Sebab, pada umumnya orang sulit, gengsi, sok jual mahal untuk merendahkan diri seperti hamba kepada tuannya. Kita ini angkuh, sombong, merasa diri benar, dan mudah meremehkan yang lain. Sebaliknya, makna pembasuhan kaki ini memperlihatkan bahwa perayaan Paskah yang kita buka secara meriah pada malam ini adalah perayaan kasih Yesus yang merendahkan diri untuk menjadi hamba kita semua. Dia hadir di tengah-tengah kita sebagai hamba. Merayakan Paskah berarti menerima kasih Yesus sebagai hamba dan hanya dengan menerimanya kita mengambil bagian dalam Yesus.
Itulah sebabnya, orang tidak perlu merasa takut atau khawatir menerima kasih Yesus sebagai hamba. Sebab, pembasuhan kasih merupakan tanda cinta Yesus kepada kita semua sampai kepada kesudahannya. Hanya dengan menerima kasih Yesus sebagai hamba, kita akan mengambil bagian dalam hidup Yesus.

Para murid Yesus Harus Saling Membasuh Kaki
Oleh karena itu, para murid Yesus wajib saling membasuh kaki. Karena, Yesus telah memberikan teladan membasuh kaki murid-murid-Nya. Maka, tidak hanya para murid yang bersama Yesus wajib membasuh kaki. Tetapi, kita yang telah percaya kepada Yesus dan menjadi murid-Nya wajib saling membasuh kaki sesama kita.
Setelah Yesus membasuh kaki para murid,  Dia menjelaskan perbuatan-Nya itu. Kita dapat mengatakan bahwa penjelasan ini merupakan suatu tambahan dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti, tetapi rasanya lebih memperhatikan aspek moralnya. Penjelasan ini dibuka dengan pertanyaan yang bersifat retorik. Fungsinya hanya untuk mengantar kepada penjelasan. Tindakan-Nya itu adalah teladan. Jika Dia yang mereka panggil dengan sebutan Guru dan Tuhan sudah melakukan hal itu kepada mereka, maka, kesimpulannya sudah sangat jelas. Para murid Yesus harus saling membasuh kaki.
Bukan hanya para murid yang bersama Yesus harus saling membasuh kaki. Tetapi, sesungguhnya kita yang menyebut Yesus dengan sebutan Guru bahkan Tuhan harus mengikuti teladan-Nya. Kita harus saling membasuh kaki. Maksudnya, kita harus menghadirkan kasih Yesus sebagai hamba kepada sesama kita. Jelas, sesama kita tidak hanya orang yang kita kenal, pribadi-pribadi yang kita sukai, dan sahabat-sahabat satu agama dan satu golongan. Melainkan sesama kita adalah siapa saja tanpa memandang suku, agama, ras, atau antar golongan. Memang tidak mudah? Namun, kita sadar bahwa Yesus telah memberikan teladan sehingga kita dapat melakukannya.
Memang, harus diakui bahwa tindakan untuk saling membasuh kaki tidak mudah. Sebab, kita harus siap dan rela menjadi hamba bagi sesama kita. Namun, kita sadar bahwa Yesus telah memberikan teladan sehingga kita dapat melakukannya.

Penutup
Ternyata, teladan Yesus membasuh kaki para murid tidak mudah kita lakukan. Hal ini disebabkan kita harus berani menerima kenyataan bahwa Yesus menjadi hamba atau pelayan kita semua. Tidak hanya itu, kita pun harus rela menjadi hamba dan pelayan bagi yang lain. Suatu tugas dan tanggung jawab tidak mudah! Akan tetapi, bila kita menolaknya, itu berarti kita tidak akan mengambil bagian dalam hidup Yesus. Maka, hanya dengan menempuh jalan kasih sebagai hamba, pelayan bagi sesama kita, kita akan masuk dalam kemuliaan Yesus. Semoga!

Sumber : rohani.beranimaju.com


adm/heribertussp

0 komentar:

Posting Komentar

Ketik kata atau ayat:
 
Alkitab   Bahan

ShoutMix chat widget
Powered By Blogger